Pages

Rabu, 13 Januari 2016

Mengubah Pola Pikir


   Sebelum kita mencoba untuk menemukan dan menggali potensi diri kita, maka kenalilah diri kita terlebih dahulu. Hal ini kita lakukan dalam rangka untuk merumuskan tujuan hidup kita. Pertanyaan untuk apa, dari mana, dan akan kemanakah saya, serta apa yang harus saya lakukan merupakan pertanyaan yang akan menghasilkan sebuah jawaban untuk merumuskan visi hidup, dan dari sinilah awal mula motivasi hidup manusia, sehingga akan melahirkan sebuah cita-cita hidup manusia yang luhur.

    Tentunya hal diatas tidak terlepas dari bagaimana cara pandang/pola pikir kita dalam memahami kehidupan ? Sebab pola pikir merupakan landasan seseorang dalam setiap aktivitas kesehariannya. Kita melihat banyak orang terpengaruh pada berbagai macam pola pikir. Pola pikir dapat pula mempengaruhi orang yang " non verbal ". Pola pikir adalah kecenderungan manusiawi yang dinamis, ia dapat mempengaruhi siapa saja; ia dapat membantu kita, dapat pula merugikan kita.

    Pola pikir manusia di dunia ini beragam jenisnya. Ada orang dengan pola pikir perfeksionis, obsesif, pesimis, bergantung pada orang lain, pola pikir " saling membutuhkan", ada juga yang memiliki pola pikir membenci diri sendiri/ suka melukai diri sendiri, serta pola pikir birokrat/dogmatik, memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya. Selain itu terdapat juga pola pikir yang baik dan konstruktif.

    Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir, apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negatif. Sebab pola pikir yang merusak diri dapat dirubah. Sehingga kita dapat bekerja dengan lebih baik, menjadi seorang hamba yang taat, dapat menguatkan sesama, mandiri, dapat mengekspresikan diri dan punya cita-cita .

    Bagi seorang muslim, tentu ia akan memandang dirinya sebagai seorang hamba Allah. Sehingga segala ucapan, sikap, dan perilakunya ia arahkan dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan perintah Allah. Sebab tujuan dan cita-citanya tidak lain adalah untuk mengharapkan ridho ilahi.

Selasa, 12 Januari 2016

Makna Potensi Diri

   Sebelum kita membahas tentang potensi diri, kita perlu menyadari dan mengakui bahwa setiap orang memiliki potensi diri. Potensi diri yang dimiliki oleh kita adalah semata-mata bersumber dari sang Pencipta yaitu Allah swt.
  
  Apa itu potensi diri ? Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kata potensi mengandung arti kekuatan atau kesanggupan. Kata diri mengandung arti tak ada lainnya, tak berteman atau bersifat individualistis. Dengan demikian yang dimaksud dengan potensi diri adalah kekuatan atau kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang atau orang perorang.

    Potensi diri yang dimiliki oleh seseorang pada intinya adalah sesuatu yang unik, artinya tidak semua orang memiliki potensi atau kemampuan yang sama, melainkan diberikan oleh sang pencipta mengacu pada kesanggupan dan kemampuan seseorang dalam mengembangkan potensinya. Ada yang mampu mengembangkan potensinya dua kali lipat dari yang ada saat ini, tetapi juga bisa lebih.

    Jadi pada prinsipnya, tidak ada seseorang di dunia ini yang tidak memiliki potensi diri. Tetapi yang membedakan seorang dengan yang lain adalah terletak pada kadar dan spesifikasinya. Ada orang yang memiliki potensi di bidang musik, sastra, berkhutbah, ( homeletik ), puisi, seni suara, olahraga, melukis dan lain-lain.

    Semua itu telah ada pada diri kita, namun yang menjadi persoalan adalah : sampai sejauh mana kita mengetahui bahwa kita memiliki potensi itu ? Bagaimana caranya kita menggali potensi itu ? dan apa yang mesti kita lakukan agar potensi yang kita miliki menjadi sebuah identitas diri ?

Minggu, 10 Januari 2016

Sumber Hukum Islam

Sumber hukum islam yang utama ada tiga, yaitu Al-Quran, hadis dan ijtihad.

1. Al-Quran

   Al-Qur'an merupakan perkataan Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur'an terdiri atas 114 surah dan 30 juz. Al-Qur'an merupakan sumber yang pertama dan utama dari hukum islam. Al-Qur'an berisi pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah, prinsip-prinsip ibadah dan prinsip-prinsip syariat.

2. Hadis

   Hadis adalah segala ucapan, perbuatan, dan keadaan Rosululloh saw atau segala berita yang bersumber dari Rosululloh saw. Hadis merupakan sumber ajaran dan sumber hukum islam, kedua setelah Al-Qur'an. Hadis menjadi penjelas bagi hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur'an. Beberapa hadis yang utama adalah Sahih al-bukhari, sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan At-Tirmizi, Sunan an-Nasa'i, dan Sunan Ibnu Majah. Beberapa jenis hadis adalah hadis sahih, hadis hasan, hadis da'if, hadis mutawatir, hadis garib, hadis mu'allaq.

3. Ijtihad

   Ijtihad adalah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mendapatkan hukum agama dari dalil-dalil syara', yaitu Al-Qur'an dan hadis.